Apakah ukuran kesuksesan kita terletak pada kekayaan, jabatan,
popularitas, ataupun status sosial yang tinggi? Tidak sama sekali, justru
ukuran kesuksesan kita adalah manakala kita bisa merasa berbahagia.
popularitas, ataupun status sosial yang tinggi? Tidak sama sekali, justru
ukuran kesuksesan kita adalah manakala kita bisa merasa berbahagia.
Demikian disampaikan oleh Ustadz Aus Hidayat Nur ketika
memaparkan materi berjudul Sepuluh Kebiasaan Manusia Sukses Tanpa Batas di
hadapan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Papua di Ballroom Hotel Delima
Jayapura, Ahad (25/1/2015).
memaparkan materi berjudul Sepuluh Kebiasaan Manusia Sukses Tanpa Batas di
hadapan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Papua di Ballroom Hotel Delima
Jayapura, Ahad (25/1/2015).
Menurut Ustadz Aus terdapat tiga ciri orang yang sukses yakni
gemar membangun kebiasaan yang bermanfaat, menolak kebiasaan yang berbahaya,
dan menghindari kebiasaan yang tidak bermanfaat.
gemar membangun kebiasaan yang bermanfaat, menolak kebiasaan yang berbahaya,
dan menghindari kebiasaan yang tidak bermanfaat.
Membangun kebiasaan positif, menurut Ustadz Aus bisa dimulai
dengan menumbuhkan minat kepada kebiasaan itu. Tahap selanjutnya ialah mempelajari
dan menjalankan kebiasaan positif itu meskipun menyakitkan, dan terakhir adalah
terus melatih diri agar menjadi mahir.
dengan menumbuhkan minat kepada kebiasaan itu. Tahap selanjutnya ialah mempelajari
dan menjalankan kebiasaan positif itu meskipun menyakitkan, dan terakhir adalah
terus melatih diri agar menjadi mahir.
Sementara itu, untuk meninggalkan kebiasaan negatif, ustadz
Aus menyebutkan sejumlah langkah yang dapat ditempuh. Dimulai dengan menyadari
bahaya atau kesia-siaan kebiasaan negatif itu, dilanjutkan dengan berjuang
untuk meninggalkannya, dan ditutup dengan upaya penyesalan sehingga tidak
mengulanginya lagi.
Aus menyebutkan sejumlah langkah yang dapat ditempuh. Dimulai dengan menyadari
bahaya atau kesia-siaan kebiasaan negatif itu, dilanjutkan dengan berjuang
untuk meninggalkannya, dan ditutup dengan upaya penyesalan sehingga tidak
mengulanginya lagi.
Ustadz Aus menekankan dua keterampilan mendasar untuk
membangun kebiasaan positif dan meninggalkan kebiasaan negatif harus menjadi
sebuah nilai yang melekat pada diri para kader PKS. Hal itu diperlukan
mengingat bahwa para kader PKS nantinya dituntut untuk bisa menghadirkan
berbagai aksi nyata yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. “Mana mungkin kita bisa menyebarkan nilai-nilai
kebaikan bagi masyarakat, manakala nilai-nilai itu belum menginternalisir pada
diri para kader,” ungkap Ustadz Aus.
membangun kebiasaan positif dan meninggalkan kebiasaan negatif harus menjadi
sebuah nilai yang melekat pada diri para kader PKS. Hal itu diperlukan
mengingat bahwa para kader PKS nantinya dituntut untuk bisa menghadirkan
berbagai aksi nyata yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. “Mana mungkin kita bisa menyebarkan nilai-nilai
kebaikan bagi masyarakat, manakala nilai-nilai itu belum menginternalisir pada
diri para kader,” ungkap Ustadz Aus.
Materi yang disampaikan oleh ustadz Aus itu merupakan salah
satu dari rangkaian materi yang diberikan kepada kader PKS Papua selama satu
hari penuh kunjungan para pengurus pusat PKS ke Jayapura dalam rangka Jaulah
Keumatan (Kunjungan Keumatan).
satu dari rangkaian materi yang diberikan kepada kader PKS Papua selama satu
hari penuh kunjungan para pengurus pusat PKS ke Jayapura dalam rangka Jaulah
Keumatan (Kunjungan Keumatan).
Menurut Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Papua, Ichwanul Muslimin, S.Pd,
serangkaian materi yang diberikan kepada para kader PKS Papua adalah dalam
rangka membekali para kader dengan sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk turun di tengah-tengah masyarakat Papua.
“Sebagai organisasi politik, kader dan pengurus PKS pun
ingin dapat dirasakan manfaat keberadaannya di tengah-tengah masyarakat Papua.
Untuk itu, para kader dan pengurus PKS Papua harus dibekali dengan berbagai
pengetahuan dan keterampilan dalam berinteraksi dengan masyarakat dengan
berbagai tipenya,” ungkap Ichwanul.
ingin dapat dirasakan manfaat keberadaannya di tengah-tengah masyarakat Papua.
Untuk itu, para kader dan pengurus PKS Papua harus dibekali dengan berbagai
pengetahuan dan keterampilan dalam berinteraksi dengan masyarakat dengan
berbagai tipenya,” ungkap Ichwanul.
Hal yang terpenting, menurut Ichwanul sebelum turun ke
tengah-tengah masyarakat, para kader dan pengurus PKS harus dibekali dengan
kemampuan menganalisis berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
Papua, dari mulai masalah sosial, ekonomi, pendidikan, dan lain-lainnya. Dari
sini para kader diminta untuk menentukan fokus masalah mana yang ingin
diberikan solusinya terlebih dahulu. Sehingga solusi yang nantinya diberikan,
baik berupa program, kegiatan ataupun pembelaan akan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
tengah-tengah masyarakat, para kader dan pengurus PKS harus dibekali dengan
kemampuan menganalisis berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
Papua, dari mulai masalah sosial, ekonomi, pendidikan, dan lain-lainnya. Dari
sini para kader diminta untuk menentukan fokus masalah mana yang ingin
diberikan solusinya terlebih dahulu. Sehingga solusi yang nantinya diberikan,
baik berupa program, kegiatan ataupun pembelaan akan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Selain ustadz Aus, tampil sebagai pemateri dalam kegiatan
yang berlangsung selama sehari penuh ini antara lain Dr. Ahmad Qusaeri, Navis Murbiyanto,
Salman Barkah, Eka Fitriardi, dan Sunu Sumartono. Kesemua pemateri itu adalah
berasal dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS di Jakarta. (abuhani)
yang berlangsung selama sehari penuh ini antara lain Dr. Ahmad Qusaeri, Navis Murbiyanto,
Salman Barkah, Eka Fitriardi, dan Sunu Sumartono. Kesemua pemateri itu adalah
berasal dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS di Jakarta. (abuhani)