PKS Pelayan Rakyat
banner 728x250

Irwan Prayitno; Tanpa Teks Pidato, Biasa Tampil di Pentas Dunia

TANPA TEKS PIDATO, BIASA TAMPIL DI PENTAS DUNIA

Melakoni aktivitas begitu padat semasa menjadi gubernur Sumbar, bisa
jadi Irwan Prayitno bakal keteteran, terutama dalam membuat pidato di
setiap kegiatan. Selain pidatonya bisa monoton dan tanpa gereget, juga
membuat Irwan akan kehabisan kreativitas dan inovasi dalam setiap
pidatonya.

Namun, ternyata Irwan tidaklah seperti itu. Setiap pidatonya yang
dikemukakannya, bernas, mengandung pesan yang kuat, dan penuh kebaruan.
Amat jarang setiap Irwan berpidato, memancing kebosanan bagi orang yang
mendengarnya. Seakan bapak 10 anaknya ini bisa membaca psikologis
pendengarnya.

Setidaknya diakui Kadis Prasarana Jalan dan Tata Permukiman (Prasjal
Tarkim) Sumbar Suprapto. Pria yang kerap mendampingi Irwan sejak lima
tahun belakangan ini, terkadang dibuat terheran-heran mendengar pidato
yang disampaikan mantan pimpinannya tersebut dalam berbagai kesempatan.

“Beliau bahkan mengerti sampai kepada hal-hal teknis dalam suatu proyek.
Padahal, kita mengetahui bahwa beliau bukanlah berlatar berlakang ilmu
keteknikan. Terkadang saya sering bertanya-tanya pula, darimana beliau
bisa mengetahui semua itu,” sebut Suprapto.

Makanya, tambah Suprapto, ketika melakukan peninjauan terhadap suatu
pekerjaan, dirinya pun harus menyiapkan data lebih lengkap terhadap
pekerjaan itu. Sehingga ketika di lapangan, dia pun bisa menjelaskan
pekerjaan itu secara lebih detail. “Kalau tidak, tentu saja saya bisa
kerepotan pertanyaan beliau nantinya di lapangan,” akunya.

Padang Ekspres sudah berulang kali mengikuti kegiatan beliau, juga
merasakan sendiri bagaimana seorang Irwan berpidato. Biarpun terdapat
dua atau tiga kegiatan yang mengharuskannya membuka acara itu, ternyata
isi pidatonya berbeda-beda. Tentu saja pesan-pesan yang disampaikannya
mengena dan sesuai topic pembahasan di setiap pembahasan tersebut.

Menariknya, pidato Irwan mengalir begitu saja. Artinya, beliau tanpa
dibekali dengan naskah pidato yang biasanya disiapkan staf seorang
kepala daerah. “Kalau saya mengandalkan teks pidato dari staf, jelas
saya akan kerepotan nantinya. Terlebih lagi, terdapat beberapa kegiatan
yang hampir berdekatan dengan persoalan yang akan dibahas berbeda pula,”
tutur Irwan dalam salah satu kesempatan.

Lalu bagaimana dia menyikapinya? Ternyata kepiawaiannya berpidato sudah
berlangsung lama. Artinya, tidak berlangsung instan. Selain kegemarannya
membaca sejak duduk di bangku sekolah dulu, Irwan termasuk pribadi yang
selalu ingin mengetahui sesuatu hal.

Sewaktu dia menjadi Ketua Komisi VIII DPR RI selama lima tahun, dia
pernah diundang sebagai narasumber soal pertambangan dan energi di
berbagai pentas internasional. Tidak terhitung banyaknya. Hingga puluhan
kali. Negara yang mengundangnya sebagai pembicara juga tidak
tanggung-tanggung. Semuanya negara maju. Seperti, Amerika, Inggris,
Jepang, Australia dan Jerman.

Dia pernah tampil sebagai narasumber pada kegiatan seminar Houston
Energy Dialogue, Houston, tahun 2001 silam. Saat itu, Irwan tampil
sebagai pembicara menyampaikan makalah berbahasa Inggris yang berjudul,
Legislative Role of the Indonsian House of Representatives in
Indonesia’s Legal Reform.

Irwan juga tampil sebagai pembicara, pada seminar yang berlangsung 4 Mei
2001 di Singapura. Saat itu, Irwan menyampaikan makalah berjudul
Visions for Indonesian Future, Institute of Southeast Asian Studies
(ISEAS). Irwan Prayitno juga pernah menjadi utusan anggota delegasi
Indonesia saat 117th OPEC Konference, Vienna Austria, 26 September 2001.

Selain Amerika Serikat dan Singapura, Irwan juga tampil sebagai
pembicara pada seminar internasional di kota-kota besar negara maju
lainnya, seperti Fukushima Jepang, New Zealand, Inggris dan Jerman.

Di hadapan pemerintah negara-negara maju dan investor Irwan bicara
tentang pemanfaatan potensi energi panas bumi sebagai upaya kemandirian
penyediaan energi. Terutama, melalui pembangkit listrik.

“Bila dia sudah ingin mengetahui sesuatu, biasanya dia langsung
mempelajarinya secara otodidak, termasuk menanyakan kepada orang yang
lebih mengerti terhadap persoalan tersebut. Bahkan, terkadang dia
belajar sampai larut hanya untuk mengetahui hal tersebut,” sebut teman
dekat Irwan, Yongki Salmeno. (*)

Harian Padang Ekspres, 21 Agustus 2015

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *