By: Nandang Burhanudin
Tanpa
friksi, intrik, konspirasi, apalagi desas-desus suap dan dukungan jin
Ifrit. Pemilihan Majlis Syuro dan pengurus DPP PKS, berlangsung khidmat.
Tentu menepis sumir yang selama ini dilumirkan, PKS partai korup.
Ada
yang menarik dari Pengurus DPP PKS tahun 2015-2020. Yaitu berbinarnya
wajah-wajah Sunda, yang sebelumnya rona-rona Jawa menghiasai setiap kali
kepengurusan DPP PKS. Tercatat, PKS dipimpin 2 kali orang Suku Jawa,
sekali dipimpin oleh orang Sumatera, satu kali oleh orang Makassar,
itupun sebatas penggantian setelah kriminalisasi Presiden PKS, Ust. LHI.
Saya
melihat, di PKS sudah tidak ada lagi masalah dengan isu kedaerahan,
RAS, suku, atau golongan. Sebab yang menjadi tolok ukur adalah karakter
ketakwaan, yang teridentifikasi dari 10 muwashafat (karakter dasar)
seorang kader PKS.
Hal yang menjadi menarik adalah. Ketika aroma
Sunda muncul. Sebab ternyata, watak Sunda memiliki filosofis yang hampir
sama dengan 10 karakter dasar PKS. Sebagai catatan, Sunda berasal dari
kata Su = Bagus/ Baik, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan,
orang Sunda diyakini memiliki etos/ watak/ karakter Kasundaan sebagai
jalan menuju keutamaan hidup. Orangtua Sunda selalu memberi nasihat
kepada anak cucunya: “Mangkade mun urang ngajalankeun hirup kumbuh kudu cageur, bageur, bener, pinter, singer, tata-titi, nastiti, jeung surti.”
Tak
kurang dari 8 sifat luhur filosofis Sunda, yang jika dijadikan komitmen
Kang Sohib untuk memimpin PKS, insyaAllah, sepenggal Firdaus yang
dicanangkan M. Anis Matta, tak lagi sekedar propaganda.
1. Cageur
berarti sehat, lahir maupun batin. Teramat banyak ayat Al-Qur’an yang
merinci masalah ini. Adapun di PKS, sifat ini dikenal dengan sebutan Shahihul Ibadah dan Salimul Aqidah.
2.
Bageur artinya jujur dan baik. Jujur dan baik adalah sifat baginda Nabi
Muhammad. Konsisten dengan amanah yang dipikul. Tentunya amanah
menegakkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Sifat ini
di PKS disebut Matiinul Khuluq (akhlak, karakter yang mantap terpuji).
3.
Bener, adalah kebenaran yang tiada lain modal utama seorang manusia,
apalagi pejuang dakwah di segala medan. Kebenaran yang harus ditegakkan
bersumber dari puluhan ayat Al-Qur’an. PKS memaknainya dengan bersih,
peduli, profesional.
4. Singer, artinya terampil, produktif,
memiliki keahlian. Mirip-mirp dengan istilah qaadirun ‘alal kasbi,
kemampuan untuk menciptakan karya dan produktivitas.
5. Pinter
yaitu pintar kebalikan dari bodoh. Tentu bukan keminter atau memintari
rakyat (licik). Pinter di sini adalah semangat menuntut ilmu dan menebar
kecerdasan bagi rakyat Indonesia. Di PKS disebut dengan mutsaqqaful
fikri, intelek dalam berfikir.
6. Tata-titi, yaitu tata-krama
atau sopan santun. Karena seseorang yang sehat, jujur, akidahnya lurus,
ibadahnya benar, pintar, terampil namun abai dengan sopan santun, maka
hidupnya akan dimusuhi orang. Allah mewajibkan hal ini dalam surat
An-Nur: 60, An-Nisaa: 86, Al-Baqarah: 63 dan banyak lagi. Di pengajian
PKS istilah ini dikenal dengan matiinul khuluq.
7. Nastiti adalah
tertib dalam bertindak, berperilaku, dan segala tindakan. Munazzhamun
fii syuunihi, segala kehidupannya teratur.
8. Surti, yaitu bijak
dimana mengetahui dengan cepat terhadap maksud orang lain walaupun hanya
dengan isyarat, sehingga ia akan bertindak dengan bijak dan adil. Di
PKS istilah ini disebut naafi’un lighairihi.
Darah Sunda yang
diperkaya dengan khazanah tarbiyah PKS, plus pendidikan Jepang, menjadi
modal dasar Kang Shohib (kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 5 Oktober
1965) untuk melakukan lompatan. Jurus-jurus jitu sangat ditunggu. Semua
dalam rangka, membersihkan anasir-anasir jahat di Republik Indonesia
tercinta. InsyaAllah, filosofis Sunda sangat berguna.