Sebagai seorang yang diberi amanah memimpin Sumbar, Irwan
Prayitno diberikan peluang menggunakan fasilitas negara sepuas-puasnya
untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari. Mulai dari rumah dinas, mobil
dinas, fasilitas tiket pesawat kelas eksekutif. Namun, bagi seorang
Irwan Prayitno sangat takut menggunakan fasilitas tersebut.
Irwan Prayitno lebih memilih berhemat menggunakannya. Sikap hemat
tersebut dilakukan, karena Irwan Prayitno menyadari seluruh fasilitas
tersebut dibiayai APBD yang berasal dari uang rakyat. Sikap hemat
tersebut sebenarnya sudah lama menjadi gaya hidup Irwan Prayitno sejak
dulu, sebelum dirinya menjabat sebagai Gubernur Sumbar. Satu kebiasaan
Irwan Prayitno saat bepergian melaksanakan aktivitas, lebih suka memilih
naik bus angkutan umum.
Bahkan tak jarang dirinya berdiri bergelantungan di atas bus, karena
tidak mendapat kursi duduk. Kebiasaan ini sudah dilakukannya sejak dulu,
sewaktu muda, hingga sekarang. Diakuinya, selama sering naik bus,
banyak yang tidak mengetahui dirinya seorang Gubernur Sumbar. Dalam
situasi yang berdesak-desakan, Irwan Prayitno tidak pernah minder dan
selalu rileks bergelantungan dalam sebuah bus.
Kesederhanaan Irwan Prayitno juga terlihat dengan lebih memilih
penerbangan kelas ekonomi kemanapun pergi. Pengalaman Irwan Prayitno
yang menarik saat berangkat dengan penerbangan kelas ekonomi Garuda GA
162 tujuan Padang-Jakarta. Dirinya, saat itu bertemu dengan sastrawan
dan budayawan Taufik Ismail.
“Saya benar-benar tak percaya. Mungkin bagi orang lain tidak, namun
menurut saya ada gubernur yang duduk di kelas ekonomi dalam sebuah
penerbangan, ini adalah istimewa. Sangat istimewa,” ujar Taufik Ismail
menuturkan kisahnya pada pertemuan tak sengaja dengan Irwan Prayitno
dikutip dari laman Kesaksian Taufik Ismail tentang Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Beredar Foto Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.
Diceritakan Taufik, ketidakpercayaannya itu bermula ketika ia melihat
Irwan Prayitno melangkah ke ruang di kelas ekonomi penerbangan itu.
Ruang di mana rakyat badarai memilih tempat duduk, sesuai kemampuan
keuangan masing-masing. Sebagai seorang gubernur, tentu tidak satu
penumpang pun yang akan berkecil hati, jika Irwan Prayitno duduk di
eksekutif atau business class yang nyaman.
“Saya sudah lama juga hidup, sering naik pesawat bersama banyak
orang, mulai dari pejabat tinggi hingga orang biasa. Bagi saya, ada
gubernur rendah hati seperti ini, adalah obat. Ia tak berjarak dengan
rakyat. Ia tampil apa adanya. Bagi saya, ini adalah sebuah keteladanan,”
katanya.
Irwan Prayitno tidak mau terlalu jauh membahas soal seringnya dirinya
berangkat dengan penerbangan di kelas ekonomi. Karena memang tidak ada
maksud apapun, tetapi hanya karena sudah terbiasa saja.
“Duduk di pesawat itu bukan karena duduk di kelas ekonomi atau
eksekutif. Tetapi nikmatnya naik pesawat itu adalah saat tertidur dan
ketika landing terbangun,” ujarnya sambil tertawa.
Sikap hidup hemat lainnya Irwan Prayitno dengan tidak pernah
menggunakan mobil dinas baru selama empat tahun menjabat sebagai
Gubernur Sumbar. Dirinya justru lebih memilih menggunakan mobil dinas
yang lama dan sudah bekas. “Jika ada mobil dinas yang lama yang masih
bagus dan bisa digunakan, kenapa harus gunakan mobil baru, yang dibeli
dengan menggunakan uang rakyat,” terangnya.
Irwan Prayitno juga lebih banyak menggunakan mobil pribadinya untuk
bepergian melaksanakan tugas sebagai gubernur. Begitu juga saat dalam
perjalanan kunjungan ke daerah. Irwan Prayitno tidak terlalu patuh
dengan aturan protokoler saat menentukan rumah makan yang layak untuknya
istirahat. Irwan bahkan lebih sering singgah ke warung biasa, saat
istirahat untuk makan dan shalat.