Pemerintah harus segera menindak tegas pelaku yang mempermainkan
harga kebutuhan pokok di pasar. Setelah kenaikan harga daging sapi
mencapai Rp 140.000, kini pemerintah harus menghadapi tantangan
melonjaknya harga daging ayam hingga Rp 42.000.
“Kartel atau
mafia telah mempermainkan harga pangan, termasuk beras dan daging.
Hampir seluruh rezim mengalami permainan pasar yang merugikan rakyat
ini. Pemerintah harus segera menindak tegas!” ujar Anggota Komisi IV DPR
RI, Andi Akmal Pasluddin dalam siaran persnya, Rabu (19/8).
Andi
Akmal menyebut kenaikan harga kebutuhan pokok bisa dipicu kekecewaan
sebagian pelaku pasaryang kecewa terhadap kebijakan importasi
pemerintah.
“Menteri Perdagangan Gobel pernah mengeluarkan
kebijakan membendung arus impor. Tata niaga yang mulai ditertibkan, kini
rusak kembali karena tindakan oknum-oknum tak bertanggung jawab,”
katanya.
Menurut legislator dari Fraksi PKS ini, oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab mengondisikan pasokan daging minim. Sehingga
harga daging melambung di pasaran, yang kemudian memaksa pemerintah
memilih opsi impor demi menjaga stok dan menstabilkan harga.
“Undang-undang
pangan sudah disahkan sejak tahun 2012. Namun, sudah 3 tahun pasca
diundangkan, belum ada kejelasan penegakan aturannya. Semua harus
berevaluasi diri, terutama pemerintah sebagai pemegang otoritas terbesar
dalam menjalankan fungsi-fungsi kenegaraan,” pungkasnya. (pks.id)