Anggota Komisi I DPR RI Sukamta, meminta agar revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi mampu membentuk mindset
dan karakter bangsa, terutama bagi pilar-pilar keamanan dan ketertiban
negara. Hal itu dikatakan Sukamta menyusul terjadinya kembali pertikaian
antara oknum TNI dan Polri di Polewali, Sulawesi Barat, Ahad (30/8).
“Diperlukan
sebuah solusi yang bersifat permanen agar konflik serupa tidak lagi
terulang di masa yang akan datang,” kata Sukamta, di Kompleks Parlemen,
Senayan, Jakarta, Kamis (3/9).
Seharusnya, lanjut Sukamta,
gagasan revolusi mental dapat mencegah ego-sektoral kedua instrumen
pengamanan negara ini. Hubungan institusi sipil-militer yang harmonis
merupakan salah satu karakteristik utama dari pemerintahan yang
demokratis. “Oleh karena itu, dibutuhkan keseriusan pemerintah dalam
mengatasi permasalahan ini,” ujar Sukamta.
Menurut Sukamta,
perselisihan yang kerap diawali oleh permasalahan kecil mengindikasikan
adanya bibit permusuhan yang terpelihara. Peristiwa ini, kata Sukamta,
justru menandakan belum adanya integritas dan semangat persatuan antar
instansi.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari daerah
pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu mengemukakan, jika
pemerintah serius menjadikan keluhuran moral dan mentalitas sebagai
karakter bangsa, maka harus dicontohkan oleh pejabat tinggi negara
beserta institusinya.
“Dilihat dari aspek kultural seharusnya
sikap kebanggaan terhadap korps tidak dipratekkan pada hal-hal yang
bertentangan dengan sapta marga prajurit TNI dan sumpah janji anggota
Polri,” ungkap legislator yang juga Ketua DPW PKS DIY itu.
Lebih
jauh Sukamta menilai, dari aspek kelembagaan, kedua instansi ini harus
menumbuhkan citra positif lembaga di tengah-tengah masyarakat.
“Sementara dari segi legislasi, Rancangan Undang-Undang Keamanan
Nasional yang telah masuk dalam Prolegnas perlu segera direalisasikan,
agar mampu memperkuat upaya integrasi TNI-Polri,” pungkas lulusan S3
dari University of Manchester, Inggris ini.
Sebagaimana
diketahui, perselisihan TNI-Polri ini diawali dari ketersinggungan
seorang oknum TNI di sebuah acara dan berakhir pada tewasnya seorang
Prajurit. Dengan demikian, kejadian ini pun menambah rentetan panjang
peristiwa konflik TNI-Polri di tanah air. (pks.id)